Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Niat, Tata Cara, Dalil Itikaf pada Malam Lailatul Qadr. Ada juga Itikaf untuk Perempuan

Kisah Berita 1001 - Itikaf adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan mengisolasi diri di dalam masjid untuk beberapa hari berturut-turut dalam rangka mencari ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saat malam Lailatul Qadr, itikaf menjadi lebih dianjurkan, karena malam ini memiliki keutamaan dan keberkahan yang sangat besar.

Itikaf saat malam lailatul qadr
Itikaf di pelataran Masjid Nabawi

Jangan rugi ! Mari coba rasakan nikmat saat itikaf di masjid pada malam Lailatul Qadr. Itikaf adalah sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam (akan menjadi Wajib apabila ia sedang bernadzar). Sayangnya di Indonesia, itikaf paling di dominan oleh anak muda, kendati di negara mayoritas muslim lainnya lebih didominasi oleh bapak-bapak karena mereka meyakini keuntungan dan keutamaan itikaf pada malam Lailatul Qadr.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa melakukan itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan dan beliau lebih sering melakukan itikaf pada malam Lailatul Qadr. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

 "Barangsiapa yang melakukan itikaf pada malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mencari pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni."

Maka, melakukan itikaf pada malam Lailatul Qadr merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam rangka mendapatkan keutamaan, pahala dan pengampunan dosa dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selama itikaf, seorang muslim harus memperbanyak amalan ibadah seperti membaca Al-Quran, dzikir, shalat sunnah, dan berdoa untuk memohon ampunan dan keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Keutamaan dan Keuntungan Itikaf

Terdapat beberapa dalil dalam Al-Quran dan hadis yang menyebutkan tentang keutamaan dan keuntungan dari melakukan itikaf. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 125 :

وَاِذۡ جَعَلۡنَا الۡبَيۡتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمۡنًا ؕ وَاتَّخِذُوۡا مِنۡ مَّقَامِ اِبۡرٰهٖمَ مُصَلًّى‌ ؕ وَعَهِدۡنَآ اِلٰٓى اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ اَنۡ طَهِّرَا بَيۡتِىَ لِلطَّآٮِٕفِيۡنَ وَالۡعٰكِفِيۡنَ وَالرُّکَّعِ السُّجُوۡدِ

Wa iz ja'alnal Baita masaabatal linnassi wa amnanw wattakhizuu mim Maqoomi Ibraahiima musallaaa; wa 'ahidnaaa ilaaa Ibraahiima wa Ismaa'iila an tahhiraa Baitiya littaaa'ifiina wal'aakifiina warrukka'is sujuud

Artinya :
"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!"

Ayat ini menunjukkan bahwa amal ibadah yang dilakukan di dalam masjid memiliki pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

  • Selain dalil Alquran, anjuran ber-itikaf juga disebutkan dalam berbagai hadis. Yang paling populer adalah hadis dari Aisyah Radhiyallahu 'anha:

“Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam melakukan Itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, lalu hal tersebut dilanjutkan oleh istrinya setelah wafatnya.” (HR Bukhari, Fathul Bari).

  • Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu

"Bahwa Rasulullah selalu Itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (Shahih Muslim No 2002).

  • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata: 

“Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam jika telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Beliau menghidupkan malam (untuk beribadah) dan membangunkan istri-istrinya, bersungguh-sungguh (dalam ibadah) dan menjauhi istri. (Shahih Muslim No 2008).

  • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata:

“Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan tidak seperti hari-hari lainnya”. (Shahih Muslim No 2009).

  • Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata:

“Sungguh Rasulullah memasukan kepala beliau kepada ku ketika beliau sedang ber-Itikaf di masjid, lalu saya menyisirnya. Apabila beliau beritikaf, tidak masuk kerumah kecuali ada keperluan.” (HR Bukhari)

  • Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa kenapa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam (dalam satu riwayat dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu dari Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata:

“Wahai Rasulullah! Pada zaman jahiliah dulu saya bernazar untuk beritikaf semalam di masjidil haram.” Beliau bersabda, “Penuhilah nazarmu.” (Lalu Umar beritikaf semalam). (HR Bukhari).

Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, “Nabi biasa beritikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Kemudian setelah datangnya tahun yang pada tahun itu beliau dicabut ruhnya (yakni wafat) beliau Itikaf selama dua puluh hari.

  • Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: 

"Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, 'Barang siapa mengasingkan dirinya (dalam ibadah) karena Aku, maka Aku akan memuliakan dia dalam rahmat-Ku dan mengagungkan namanya.'" (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Dalam hadis riwayat Abu Dzar, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa berjihad di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala selama satu hari, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan menjaga wajahnya dari api neraka sejauh jarak yang ditempuh dalam perjalanan selama 70 tahun. Dan barangsiapa mengasingkan dirinya (dalam ibadah) di dalam masjid untuk mencari keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberikan ampunan kepadanya dan melimpahkan rizki kepadanya tanpa dihisab (tidak terbatas)." (HR. Ahmad) 

  • Dalam hadis riwayat Abdullah bin Abbas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa mengasingkan dirinya (dalam ibadah) di dalam masjid, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberikan kebahagiaan kepadanya dan melimpahkan keberkahan kepadanya dalam rizki, keluarga, dan amal perbuatannya." (HR. Ibnu Majah)

Dari beberapa dalil tersebut, dapat kita ketahui bahwa itikaf memiliki banyak keuntungan dan keutamaan di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, seperti mendapatkan pahala besar, rahmat, ampunan dosa, keberkahan, dan ketenangan jiwa. Oleh karena itu, sebaiknya kita memanfaatkan kesempatan untuk melaksanakan itikaf, terutama pada malam Lailatul Qadr.

Tata cara Itikaf pada malam Lailatur Qadr

Berikut adalah tata cara melakukan itikaf pada malam Lailatul Qadr:
  1. Memilih masjid yang tepat: Pilihlah masjid yang memiliki fasilitas dan kondisi yang nyaman untuk melakukan itikaf.
  2. Niat dan persiapan: Niatkanlah itikaf dengan niat yang tulus dan bersih hati, serta persiapkanlah diri dengan membawa perlengkapan pribadi seperti sajadah, bantal, dan perlengkapan mandi.
  3. Masuk ke masjid: Masuk masjid dengan kaki kanan lebih dulu, lalu membaca doa masuk masjid : "Allahummaftahli abwaaba rahmatika" Setelah masuk ke masjid baca niat itikaf lalu shalat tahiyyatul Masjid, setelah itu berdoalah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan membaca zikir untuk membersihkan hati dari segala gangguan dan pikiran yang tidak baik.
  4. Menjaga kesucian: Selama itikaf, menjaga kesucian dan kebersihan tubuh serta lingkungan sekitar.
  5. Beribadah: Memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Quran, shalat sunnah, dzikir, dan berdoa pada malam Lailatul Qadr.
  6. Berdzikir: Membaca zikir yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam , seperti membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.
  7. Berdoa: Memohon ampunan, rahmat, dan berkah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, serta meminta kebutuhan dan keinginan yang diharapkan.
  8. Menjaga kehormatan: Selama itikaf, menjaga diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan etika agama Islam serta menjaga kehormatan diri sendiri.
  9. Berbuka puasa: Jangan lupa untuk berbuka puasa dan sahur sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
  10. Mengakhirkan itikaf: Selesai itikaf pada malam Lailatul Qadr, keluarlah dari masjid dengan hati yang bersih dan rindu untuk kembali beribadah di bulan Ramadan yang akan datang.
Itulah tata cara melakukan itikaf pada malam Lailatul Qadr yang dapat dilakukan oleh umat muslim. Semoga dapat membantu dalam menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Lafadz Niat Itikaf pada malam Lailatul Qadr

Berikut ini adalah lafadz atau bacaan untuk niat itikaf : 

نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ فِي هَذَا المَسْجِدِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitul I'tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat i'tikaf di masjid ini, sunah karena Allah ta'ala."

Dengan membaca niat tersebut, maka seseorang akan melakukan itikaf dengan tujuan yang tulus dan benar serta mengharapkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selain membaca niat, seorang muslim juga harus menjaga hati dan pikirannya agar tetap fokus pada ibadah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi dalam beribadah pada malam Lailatul Qadr.
Semoga kita semua mendapatkan malam Lailatul Qadr. Aamiin yaa Rabbal 'Alamiin.

Itikaf untuk Perempuan

Dalil Itikaf bagi Perempuan 

Hukum itikaf bagi perempuan adalah sunnah dan diperbolehkan namun dengan syarat telah mendapat izin dari suaminya. Jika tidak, maka hukum itikaf bagi perempuan adalah tidak diperbolehkan.
Aisyah radhiyallahu ’anha mengatakan bahwa ketika Rasulullah menyampaikan akan ber-itikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, ia segera meminta izin kepada beliau untuk ber-itikaf dan Rasulullah shallaallahu ’alahi wa sallam mengizinkannya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Beritikaf di Tempat Khusus

Hukum itikaf bagi perempuan memang sunnah, tapi tidak salahnya untuk melaksanakan. Karena masjid adalah tempat umum dan banyak laki-laki yang beritikaf di dalamnya, maka hendaknya dibuatkan tempat khusus bagi perempuan untuk beritikaf agar mereka tidak saling melihat. Dan jika hendak membuat ruang khusus, maka jangan mengambil tempat salat kaum laki-laki karena akan memutus shaf dan mempersempit tempat salat mereka.

Kemudian selama itikaf, juga dianjurkan untuk menyibukkan diri dengan berbagai macam amalan seperti salat, membaca Alquran, berzikir, dan lain sebagainya.

Dimakruhkan menyibukkan diri dengan segala sesuatu yang tidak bermanfaat, baik berupa ucapan (seperti ghibah), maupun perbuatan selama beritikaf. Juga dimakruhkan menahan diri dari berbicara (puasa bicara) dengan anggapan perbuatan ini adalah ibadah yang mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala (Fiqhus Sunnah 1/404). 

Bila perlu jangan membawa handphone atau apapun yang dapat mengganggu amalan-amalan saat itikaf.

Post a Comment for "Niat, Tata Cara, Dalil Itikaf pada Malam Lailatul Qadr. Ada juga Itikaf untuk Perempuan "